Selasa, Juli 03, 2012

Technologi biogas mencegah pencemaran lingkungan

Jika mendengar mengenai kotoran babi, mungkin sebagian dari kita akan merasa jijik. Namun, kotoran yang sudah terbuang tersebut ternyata memiliki manfaat apabila diolah dengan baik.

Hal tersebutlah yang dilakukan oleh tiga orang mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Dwi Yuniati, mahasiswi jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret bersama dua orang temannya yang berasal dari jurusan Biologi dan Kimia, Agus Sriwulan Sari dan Silami Dwi Wijayanti. Prihatin keadaan lingkungan yang tercemar di Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dimana kotoran babi di suatu desa banyak dibuang ke sungai Bengawan Solo, mereka mencoba dan berhasil menggunakan limbah tersebut untuk diolah menjadi biogas.

Proses pembuatan biogas dari kotoran babi dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan yang tercemar akibat kotoran tersebut.

“Kita menggunakan sistem pengolahan dengan mengumpulkan kotoran babi menjadi satu, kemudian dicampur dengan air dengan perbandingan satu banding satu. Lalu diolah, diaduk, dicampur, dimasukkan ke tabung yang telah dibuat yang terdiri tabung biogas dan tabung pembuangan,” kata Dwi pada siaran Iptek Voice, 28 Juni 2012.

Dwi menjelaskan, limbah babi tersebut ditampung di sebuah bak penampungan raksasa berdiameter 360 sentimeter dan tinggi 260 sentimeter yang disebut dengan digester. Selain ditampung, limbah babi tersebut juga disalurkan ke sawah penduduk untuk digunakan sebagai pupuk alami.

Proses pembuatan biogas dari limbah kotoran babi sudah memakan waktu kurang lebih satu bulan. setelah itu dua hari setelah pembangunan selesai, biogas sudah bisa keluar.

Biogas dari limbah babi disalurkan ke rumah warga sebagai pengganti gas elpiji, yang dapat dimanfaatkan untuk menghidupkan kompor gas serta lampu petromaks. Biogas ini oleh masyarakat sekitar dipakai untuk memasak, penerangan dan pemanas babi.  

Semula masyarakat yang tadinya mengeluarkan biaya 400 ribu per bulan, dengan menggunakan biogas biaya tersebut berkurang. Untuk sementara ini masyarakat sekitar ikut membangun biogas tersebut, apalagi dengan metode ini pencemaran lingkungan dapat berkurang. Dwi mengatakan, saat ini sudah ada tiga peternak babi yang ikut membangun. Sebenarnya banyak yang lain ikut membangun tapi masih terkendala dana. Karena untuk membangun dibutuhkan dana.

Sahabat Iptek...simak terus informasi Iptek yang menarik dan berguna lainnya dari narasumber pakar dibidangnya pada siaran radio IPTEK VOICE setiap Senin sampai Jumat pukul 08.30-09.00 WIB di PRO 4, 92.8 FM .IPTEK VOICE "The Sound of Science". (bhh/aps/humasristek)
Share on :
Bookmark and Share
| Selasa, Juli 03, 2012 | 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Anda sedang/telah membaca artikel dari Leak & Proof, mohon luangkan waktu untuk tinggalkan komentar.
Thanks for visiting