Rabu, Juli 04, 2012

Malu aku jadi orang Indonesia


PENYAIR Taufiq Ismail pernah menulis sebuah puisi berjudul "Malu Aku Jadi Orang Indonesia". Taufiq Ismail menyuarakan perasaan hatinya yang terkoyak melihat apa yang terjadi di Tanah Airnya tercinta. Ketika langit akhlak runtuh, ketika hukum tak tegak, Taufiq Ismail tidak berani berdiri tegak.

Hatinya semakin tersayat ketika selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu. Apalagi ketika melihat sekongkol bisnis dan birokrasi dilakukan secara terang-terangan. Orang tidak  malu ketika kekuasaan dipakai untuk kepentingan anak, kemenakan, sepupu, dan juga cucu.

Jeritan hati yang disampaikan Taufiq Ismail pada tahun 1998 ternyata juga tidak berubah. Sistem politik besar boleh berubah dari otokrasi menjadi demokrasi, kita boleh mengganti pemimpin yang lama dengan yang baru, namun perilaku orang-orang yang berada dalam kekuasaan tidak berubah.

Korupsi, kolusi dan nepotisme tetap saja marak terjadi di negeri ini. Dan semua itu dilakukan tanpa malu-malu. Bahkan ketika kasusnya terungkap dan diekspos oleh media massa, pelaku itu bisa tampil dengan penuh percaya diri, tertawa-tawa, dan kemudian dengan enteng menyampaikan permohonan maaf, karena sebagai manusia biasa ia bisa berbuat salah.

Itulah yang antara lain kita lihat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Al Quran. Setelah beberapa hari menghilang, anggota Komisi VIII DPR Zulkarnaen Djabbar kemarin tampil di DPR. Ia menggelar jumpa pers berkaitan dengan kasus yang menimpa dirinya.

Zulkarnaen menolak jika dikatakan dirinya menghilang. Ia berterima kasih atas kasus yang telah diungkapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Ia mengatakan bahwa apa yang dilakukannya tidak terkait dengan kepentingan partai. Ia meminta maaf telah membuat repot banyak pihak, termasuk juga keluarganya.

Anggota Komisi VIII dari Partai Golkar itu seperti ingin menyampaikan bahwa tidak ada persoalan yang sebenarnya terjadi. Ia tampak santai saja dan bahkan masih bisa tertawa-tawa. Bahkan ia mengajak wartawan untuk bertepuk tangan ketika jumpa pers yang dilakukannya usai.

Kita tidak tahu lagi apa yang sebenarnya tengah terjadi di negeri ini. Seperti dikatakan Taufiq Ismail, di mana sebenarnya akhlak mulia yang selama ini menjadi ciri dari bangsa ini. Di mana lagi rasa malu yang membuat kita selama ini tidak berani untuk berbuat keliru.

Padahal seperti diungkapkan oleh KPK, korupsi pengadaan Al Quran diduga dilakukan Zulkarnaen bersama anaknya Dendy Prasetya. Proyek pengadaan Al Quran dan laboratorium komputer untuk Kementerian Agama diberikan kepada perusahaan yang dimiliki anak Zulkarnaen.

Seharusnya orang malu ketika merugikan keuangan negara. Apalagi ketika kita memperkaya diri sendiri untuk proyek pengadaan Al Quran. Sungguh tidak pantas orang melakukan korupsi untuk kitab suci yang berisi firman-firman Allah, yang pesannya antara lain mengajak kita untuk menjauhkan dari perbuatan yang dilarang oleh-Nya.

Namun kita memang sudah kehilangan kepekaan. Korupsi tidak lagi dianggap sebagai aib. Orang tidak malu lagi ketika kedapatan melakukan korupsi. Bahkan korupsi dianggap sebagai sebuah mode. Korupsi dianggap sebagai panggung yang bisa mengangkat popularitas dari pelakunya.

Kuatnya orientasi kepada materi, membuat kita menghalalkan segala cara. Kita sama sekali tidak peduli bahwa korupsi itu mengambil hak orang lain untuk bisa hidup lebih baik. Kita menutup mata bahwa akibat korupsi yang dilakukan jutaan orang harus hidup dalam kemiskinan, jutaan orang tidak memiliki pekerjaan.

Hukum tidak membuat orang menjadi jera. Bahkan korupsi semakin menjadi-jadi, ketika ada orang yang dihukum karena korupsi. Rendahnya hukuman kepada pelaku korupsi membuat orang tidak merasakan bahwa ia dihukum karena perbuatannya. Apalagi ketika kekayaan dari korupsi tidak ikut disita untuk negara.

Sudah lama kita menyampaikan bagi dilakukannya pemiskinan terhadap pelaku korupsi. Namun para pembuat aturan tidak pernah mau membuat aturan yang menjerakan tersebut, karena merekalah yang menjadi pelaku korupsi. Silih berganti anggota DPR terjerat dalam kasus korupsi dan tidak pernah ada upaya serius untuk menghentikannya.

Tidaklah keliru apabila Taufiq Ismail menulis puisi "Malu Aku Jadi Orang Indonesia". Kita pantas malu dengan perilaku para koruptor yang sudah tidak tahu malu. Mereka telah merusak nama baik Indonesia dan membuat kita harus menunduk ketika berhadapan dengan bangsa lain, karena kita masih memiliki rasa malu
Share on :
Bookmark and Share
| Rabu, Juli 04, 2012 | 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

Anda sedang/telah membaca artikel dari Leak & Proof, mohon luangkan waktu untuk tinggalkan komentar.
Thanks for visiting

 
© Copyright 2012.Leak & Proof: Malu aku jadi orang Indonesia | Template by INFONETMU